Langsung ke konten utama

MEMULIAKAN ALLAH DI BUMI

"Aku telah memuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan." (Yohanes 17:4)


Mencermati kehidupan Yesus di dunia ini, sejak kelahiran sampai kematian-Nya di kayu salib, seperti yang tertulis dalam keempat kitab Injil sungguh menarik. Ada banyak hal yang bisa kita renungkan, pelajari, dan hikmat yang bisa kita peroleh. 

Salah satunya mencermati isi doa yang Yesus sendiri panjatkan tak lama sebelum menghadapi jalan salib, khususnya pada pengakuan di mana Yesus telah mempermuliakan Bapa Surgawi dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada Anak Daud tersebut.

"Aku telah memuliakan Engkau, " kata Yesus dalam doanya. Cara yang Yesus maksudkan adalah menuntaskan segala yang Bapa tugaskan kepada Yesus selama di dunia. 

Pengakuan yang juga menyiratkan pesan akan kesiapan Yesus menghadapi jalan salib, sebagai puncak penderitaan sekaligus misi pamungkas terkait kedatangan-Nya di bumi untuk menebus manusia. 

Tindakan yang juga dapat menginspirasi setiap orang percaya yang rindu untuk mempermuliakan Allah dalam kehidupan mereka dengan menyelesaikan kehendak Allah.

Cara memahami kehendak Allah yakni dengan membaca Alkitab, yang dapat menuntun kita memahami kehendak dan rencana-Nya, melalui pertolongan Roh Kudus. Allah pun dapat berbicara dalam hati kita, juga melalui mimpi atau cara-cara lainnya, seperti yang pernah dialami para tokoh di Alkitab jika Allah menghendakinya. 

Kita pun dapat meyakini bahwa tuntunan-Nya akan dinyatakan kepada kita yang rindu untuk mempermuliakan Dia, seperti kerinduan Yesus selama berada di bumi. Apakah kita sudah memiliki kerinduan itu? 



Penulis: Lesta Humendru


Catatan:

1. Tulisan ini juga tersedia dalam versi Bahasa Inggris yang ditampilkan di laman website resmi kami.
2. Dukunglah kami lewat doa dan uluran tangan saudara/i.
3. Jika saudara/i ingin menampilkan kesaksian rohani tentang Kasih Tuhan di blog kami, silahkan hubungi kami di WA. 082370748014 atau kirim via email Bang.lesta94@gmail.com
4. Jika ada saran dan masukan terhadap tulisan kami, silahkan kirimkan langsung kepada kami.
5. Kepada saudara/i yang ingin menyalurkan dukungan kepada kami, silahkan melalui rekening berikut:
BRI. 0176-01-068696-50-1 (an. Lestariaman Humendru)
6. Jika saudara/i merasa terberkati dengan tulisan kami ini, kami mengharapkan saudara/i hendak membagikan tulisan kami kepada saudara/i yang lain, supaya kita masing masing mendapatkan wawasan, ilmu pengetahuan yang sama tentang kasih Allah kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEVER DOUBT

Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah? ( Amsal 18:14 ) Suatu pagi, saya sedikit berargumen dengan ibu saya karena beliau terus-menerus mengeluhkan kondisi tubuhnya yang terasa lemah. Saya agak terganggu melihat kurangnya semangat dalam dirinya, sehingga mencoba mendorongnya agar mengobarkan semangat untuk bangun dan memulai aktivitas. Namun, upaya saya terlihat sia-sia karena ibu saya memilih menyerah pada kelemahan tubuhnya. Hingga suatu hari ibu saya mulai bangkit semangatnya dan dapat memulai aktivitas sepanjang hari tersebut. Ada dua hal kontradiktif yang disajikan penulis kitab Amsal hari ini, mengenai efek dari semangat dalam diri seseorang. Orang yang bersemangat diyakini dapat menanggung penderitaan yang sedang dialaminya.  Sebaliknya, orang yang sudah patah semangat, sukar untuk dipulihkan, sehingga penulis Amsal sampai menuliskannya dengan nada bertanya. Kuncinya ada pada diri orang yang patah ...

JALAN BARU

Karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tirai, yaitu diri-Nya sendiri. ( Ibrani 10:20 ) Tuhan Yesus bersama domba dombaNya Kapasitas jalan dan jumlah kendaraan bermotor yang tidak seimbang merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Kemacetan menjadi realitas yang menghambat aktivitas hidup sehari-hari.  Itu sebabnya, keberadaan jalan baru menjadi solusi untuk mengatasi kesumpekan lalu lintas di jalan raya. Jalan ini dianggap mampu menghadirkan keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan saat melintas di atas jalan tersebut. Kesumpekan hidup pun mengisyaratkan hal serupa. Namun, bagi orang percaya, jalan untuk keluar dari tekanan hidup yang ada telah disediakan bagi kita.  Jalan baru yang dibukakan oleh Yesus (ay. 20) lewat kematian-Nya di atas kayu salib. Jalan keluar satu-satunya yang sanggup membawa kita sampai kepada Bapa (Yoh. 14:6) dengan menyertakan hidup kekal di dalamnya (ay. 39). Berjalan di dalam jalan baru aka...

TAKUT KEMATIAN

Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." ( Yohanes 11:44 ) Yesus Membangkitkan Lazarus Banyak ketakutan dialami manusia. Contohnya takut gelap, takut ketinggian, takut membuat kesalahan dan takut menderita kerugian. Dari semua ketakutan itu, ada satu ketakutan terbesar, yakni takut akan kematian. " Itu karena tidak ada orang yang punya pengalaman kematian , " seseorang menuturkan pendapatnya kepada saya. Meskipun diluar sana banyak asumsi dan banyak yang mengalaminya, namun cerita dari mereka masih belum kita rasakan. Bila kita mencari di seluruh dunia ini, tidak akan kita temukan seorang yang mampu memberi tahu bagaimana rasanya mati. Semua cerita tentangnya seakan hanya seperti dongeng belaka.  Manusia mayoritas memiliki sifat percaya setelah mengalami sesuatu. Makanya cerita tentang kematian...